Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu..
Mungkin engkau bingung, mengapa aku tuliskan surat ini untukmu. Bahkan
aku sendiri pun bingung, mengapa aku ingin menulis surat ini untukmu.
Tapi biarlah, kita sama-sama mencari kebingungan itu bersama-sama.
Sebelumnya, baca dulu suratku ini.
Wahai calon imamku yang tampan, Aku tidak mau berkata banyak. Saat ini
mungkin aku telah menemukanmu. Kau pun juga telah menemukanku. Semua itu
bukan karena kita, tetapi karena Allah lah yang mempertemukan kita
disaat yang tepat. Jujur aku akui, aku mencintaimu dan menyayangimu
dengan ikhlas dan sederhana, semua karena Allah. Tanpa campur tanganNya,
mustahillah pertemuan ini akan terjadi. Semua itu atas kehendakNya.
Segala peristiwa demi peristiwa yang telah terjadi sudah menjadi konsep
ceritaNya yang telah Dia tuangkan dalam bukuNya sehingga menjadi sebuah
cerita dimana kau dan akulah yang menjadi lakonnya. Maka ingatlah selalu
“Kun fayakun”, maka jadilah engkau”
Wahai calon imamku yang tampan, Aku tahu kau bukan laki-laki yang
sempurna. Kau tidak sekaya Nabi Sulaiman, kau tidak setampan Nabi Yusuf,
kaupun tidak setaqwa Nabi Muhammad. Tapi setidaknya bagiku, kau mau
belajar untuk menyempurnakan dirimu seperti mereka. Kekayaan dan
ketampanan fisik bukanlah masalah bagiku. Yang terpenting adalah
kekayaan dan ketampanan hatimu dan imanmu. Jika itu sudah terpenuhi, ???
dirimu terasa sempurna bagiku dan agamaku.
Wahai calon imanku yang tampan, Betapa damai dan tenteram hati ini,
ketika melihatmu menyentuhkan dahimu di atas sajadah dan bersujud di
hadapanNya. Ketika pula melihatmu menengadahkan tanganmu yang kekar
sembari mengucapkan ribuan doa kepadaNya. Ketika melihatmu melantunkan
ayat-ayat suciNya dengan suara yang merdu dan syahdu. Ah, subhanallah
walhamdulillah. Aku tersenyum jikalau itu adalah dirimu.
Wahai calon imanku yang tampan, Mungkin saat ini, aku yang selalu
mengajakmu untuk berbuat kebaikan, mungkin aku yang selalu mengajakmu
untuk menyempurnakan imanmu. Dan mungkin aku yang selalu dan berulang
kali mengingatkanmu akan hal itu. Walaupun aku tahu, diriku juga bukan
wanita sempurna seperti yang kau lihat saat ini. Maka dari itu, marilah
kita sama-sama belajar untuk menyempurnakan iman kita. Kita belajar
menapaki ajaranNya di jalan yang benar secara bersama-sama untuk meraih
ridhoNya yang tak terhingga itu. Aku yakin kita pasti bisa melaluinya
bersama-sama.
Wahai calon imamku yang tampan, Yakinlah, jika namamu yang tertulis di
Lauhul mahfudz untukku, begitu pun juga sebaliknya, insyaalah kita akan
bersama selamanya dalam kehidupan yang abadi dunia dan akhirat
karena-Nya. Aku percaya kau berusaha mensholehkan dirimu &
menyempurnakan imanmu, begitupun juga diriku, agar suatu saat kamu dan
aku pantas saling mendampingi di dunia dan akhirat serta kau pantas
menjadi imam yang baik bagi tulang rusukku. Itu sudah cukup bagiku.
Awalnya tidak banyak kata yang ingin kuucap, tapi ternyata banyak kata
yang kutulis. Tapi kau pasti tahu benang merahnya. Dan aku tak ingin kau
hanya membacanya saja. Tetapi kau menyegerakannya. Aku percaya padamu
wahai calon imamku yang tampan.
Kau akan selalu tampan dan tampan bagiku, jikalau kau menampankan hati dan imanmu. Salam rinduku untukmu.
Calon makmummu yang cantik ^_^
♥♥.•*´¨`*•. .•*´¨`*•.♥♥
http://sanusialfath.blogspot.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar